SOROTAN BANTEN.COM – Perbedaan dalam penetapan tanggal 1Syawal atau Idul Fitri di Indonesia sepertinya sudah menjadi terbiasa setiap tahun
Perbedaan itu layaknya sebuah keniscayaan dalam sebuah negara bernama Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia
Bahkan ditambah berbagai organisasi keagamaan
Setiap organisasi diperbolehkan menetapkan tanggal 1 Syawal atau sebagai hari bebas dari pelaksanaan ibadah puasa berdasarkan pemakaian masing-masing metode
Keleluasaan menentukan tanggal 1 Syawal tersebut sebagai hari bebas dari pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan serta saat dilasanakannya shalat Idul Fitri dijamin oleh undangan-undang undangan
Terkait penentuan awal 1Syawal atau pelaksanaan shalat Idul Fitri masing-masing organisasi agama di Indonesia mempunyai metode yang berbeda
Organisasi Muhamadiyah sebuah organisasi keagamaan dengan pengikut yang besar dalam menentukan 1 Syawal dengan menggunakan metode hisab
Sedangkan Nahdlatul Ulama ( NU ) organisasi keagamaan besar lainnya menentukan tanggal 1 Syawal dengan metode Rukyat
Apa metode Hisab itu?
Hisab adalah metode perhitungan matematis dan astronomi untuk menentukan posisi bulan pada kalender tahun Hijriyah
Metode hisab baru digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) ketika keadaan langit tertutup mega
Sedangkan metode hisab Muhamadiyah digunakan tanpa memperhitungkan kondisi langit
Apa itu Metode Rukyat?
Rukyat dalam bahasa berati ‘melihat’ , dalam konteks penentuan awal bulan Hijriyah
Rukyat berarti mengamati hilal atau bulan sabit tipis untuk pertama kali sejak terjadinya ijtima’ atau konjungsi
Metode Ru’yat adalah cara penentuan awal bulan Hijriyah dengan mengamati Hilal atau bulan sabit tipis secara langsung baik dengan mata telanjang maupun dengan menggunakan alat optik, setelah matahari terbenam
Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan yang menggunakan metode ru’yat dalam penentuan awal bulan Hijriyah
Penggunaa metode ini harus didahulukan daripada metode hisab
Jika metode rukyat tidak maksimal disebabkan karena langit terhalang mega, maka barulah metode hisab digunakan. Hal tersebut sesuai dengan perintah Al Quran
Perbedaan metode hisab dan rukyat terletak pada tumpuan Imkan rukyat dan Wujudul hilal
Metode Rukyat bertumpu pada Imkan rukyat hilal artinya memungkinkan terlihat hilal pada derajat tertentu dan tidak memungkinkan terlihat hilal pada derajat tertentu
Sedangkan metode hisab Muhamadiyah bertumpu pada Wujud alhilal , artinya hilal sudah terjadi dalam 0,1 derajat sekalipun
Sedangkan Kementerian Agama (Kemenag) perangkat Pemerintah yang mempunyai wewenang dalam menentukan awal bulan terutama 1 Syawal menggabungkan kedua metode yaitu hisab dan rukyat untuk memastikan keputusan yang lebih akurat dan dapat diterima oleh semua pihak
Kesimpulan dari atas adalah semuanya boleh dipegang dan diikuti karena berdasarkan dalil dan ilmu pengetahuan dengan meyakini syarat-syarat apa yang diikuti
(HKH)